Pengorbanan Seorang Ayah
Suatu hari terdapat sebuah
keluarga tinggal di suku terpencil yang jauh dari kota. Nama anak dari keluarga
itu adalah Mateo, ayahnya bernama Juboon, dan ibunya bernama Puloon. Mateo
adalah anak tunggal jadi ia tidak mempunyai teman main saat di rumah. Walaupun
begitu hidup mereka tentram dan makmur. Keluarga itu juga memiliki tetangga
yang ramah dan baik.
Karena desa mereka
terpencil, jadi mereka harus berburu di hutan untuk mencari makan. Juboon
sering berburu rusa dengan anggota suku yang lain. Di suku ini para ayahlah
yang harus berburu sedangkan ibu dan anak membantu mengumpulkan kayu bakar,
serta memanen sayuran yang mereka tanam sendiri. Juboon semangat sekali dalam
berburu, karena ia berjuang demi keluarganya agar bisa makan daging rusa yang
besar.
Setelah berjuang
keras dengan anggota yang lain, akhirnya Juboon berasil memanah seekor rusa
jantan yang besar. Para anggota suku membawa rusa itu kembali ke desa mereka.
Kepala suku mulai melakukan upacara penyembelihan hewan, dan menjadikan tanduk
rusa sebagai hiasan di rumah kepala suku. Setelah itu para ibu – ibu, termasuk
Puloon mulai memasak rusa itu. Ada yang menguliti rusa, ada yang menyiapkan
kayu bakar, dan ada pula yang memasak sayuran. Setelah semua siap, mereka mulai
makan bersama dengan makanan seadanya. Mateo dengan anak – anak yang lain
sangat menyukai makanan yang dibuat ibu mereka.
Setelah itu Juboon dan ayah yang lain pergi ke ladang untuk
bercocok tanam. Biasanya mereka menanam jagung dan singkong. Mereka membajak
tanah menggunakan alat tradisional, mereka
menggunakan tenaga manusi untuk menarik bajak itu karena mereka tidak memiliki
hewan ternak. Sementara itu Mateo dan teman – temanya pergi ke sungai untuk main
air dan mandi. Di sungai Mateo juga menangkap ikan, ia lebih suka menangkap
dengan umpan cacing. Mateo terlalu lama bermain air dengan teman – temanya sehingga
ia lupa waktu.
Malam harinya Mateo jatuh sakit, ia terkena sakit demam yang
tinggi. Tabib di suku mereka tidak bisa menyembuhkan penyakitnya karena tidak
memilki obat yang cocok. Ayah dan ibu Mateo sangat khawatir atas keadaan
anaknya. Mereka takut bila anak satu – satunya tidak bisa sembuh, ibu mateo
menangis karena ia tidak tega melihat keadaan anaknya sekarang. Ada tetangga
Juboon yang menyarankan untuk memanggil dokter dari luar suku. Tempatnya berada
di desa sebelah, walaupun begitu jaraknya cukup jauh. Mereka harus melewati
bukit yang cukup terjal dan juga lembah, menyeberangi sungai dan melewati
hutan.
Di desa sebelah itu terdapat dokter yang cukup ahli dan
memiliki peralatan yang lengkap, kemungkinan dia bisa menyembuhkan anak Juboon.
Dengan tekad yang kuat, Juboon memutuskan untuk pergi ke desa seberang dan
memanggil dokter itu untuk menyembuhkan anaknya. Puloon hanya bisa berharap
agar Juboon bisa membawa dokter itu untuk menyembuhkan Mateo. Akhirnya Juboon
bersama seorang temanya pergi ke desa sebrang dan meninggalkan sukunya untuk
yang pertama kalinya.
Juboon membutuhkan perjuangan yang keras untuk bisa pergi ke
desa seberang. Ia membutuhkan waktu satu hari untuk bisa sampai ke sana. Jalannya
sangat becek dan berlumpur sehingga tersa berat untuk berjalan, tapi Juboon
tetap bersabar dan terus melangkah. Ia terus mengingat keadaan anaknya yang
tergeletak sakit sehingga ia memiliki kekuatan untuk memanggil dokter di desa
sebelah. Juboon dan temannya istirahat sejenak karena mereka sudah kelelahan
berjalan, setelah mereka tidak lelah kembali mereka mulai melanjutkan
perjalanan.
Setelah sampai di desa seberang, teman Juboon yang tahu
tempat dokter itu berada menunjukan jalan menuju rumah dokter itu. Setelah
sampai di rumah dokter itu, Juboon dengan penuh pengharapan meminta tolong agar
dokter itu mau menyembuhkan anaknya yang sakit dan memnceritakan penyakit yng
diderita anaknya. Sebetulnya dokter itu tidak mau menyembuhkan anak Juboon karena
letaknya yang sangat jauh. Tetapi setelah melihat pengorbanan Juboon demi
anaknya untuk memanggil dokter, dokter itu terharu dan mengubah keputusanya.
Dokter itu membawa perlengkapan dan obat seadanya, sesuai dengan penyakit yang
diceritakan Juboon.
Akhirnya dokter itu sampai di desa Juboon, Ibu Mateo sangat
senang karena Juboon berhasil membawa dokter untuk menyembuhkan anak mereka.
Setelah dokter memeriksa Mateo ia memberikan obat dan menyarankan orang tua
untuk memberikan obat teratur. Juboon berterima kasih kepada dokter itu karena
mau mengobati anaknya. Akhirnya dokter itu kebali dengan diantar teman Juboon.
Setelah beberapa hari Mateo sembuh dan demamnya sudah hilang. Puloon dan Juboon
bersyukur karena Mateo sudah kembali sehat. Setelah sembuh Mateo berterima
kasih kepada ayahnya yang mau berkorban demi dirinya untuk memanggil dokter
yang jauh jaraknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar