Rabu, 29 Agustus 2012

Cerpen "Pengobanan Seorang Ayah"


Pengorbanan Seorang Ayah

  Suatu hari terdapat sebuah keluarga tinggal di suku terpencil yang jauh dari kota. Nama anak dari keluarga itu adalah Mateo, ayahnya bernama Juboon, dan ibunya bernama Puloon. Mateo adalah anak tunggal jadi ia tidak mempunyai teman main saat di rumah. Walaupun begitu hidup mereka tentram dan makmur. Keluarga itu juga memiliki tetangga yang ramah dan baik.

  Karena desa mereka terpencil, jadi mereka harus berburu di hutan untuk mencari makan. Juboon sering berburu rusa dengan anggota suku yang lain. Di suku ini para ayahlah yang harus berburu sedangkan ibu dan anak membantu mengumpulkan kayu bakar, serta memanen sayuran yang mereka tanam sendiri. Juboon semangat sekali dalam berburu, karena ia berjuang demi keluarganya agar bisa makan daging rusa yang besar.

  Setelah berjuang keras dengan anggota yang lain, akhirnya Juboon berasil memanah seekor rusa jantan yang besar. Para anggota suku membawa rusa itu kembali ke desa mereka. Kepala suku mulai melakukan upacara penyembelihan hewan, dan menjadikan tanduk rusa sebagai hiasan di rumah kepala suku. Setelah itu para ibu – ibu, termasuk Puloon mulai memasak rusa itu. Ada yang menguliti rusa, ada yang menyiapkan kayu bakar, dan ada pula yang memasak sayuran. Setelah semua siap, mereka mulai makan bersama dengan makanan seadanya. Mateo dengan anak – anak yang lain sangat menyukai makanan yang dibuat ibu mereka.

  Setelah itu Juboon dan ayah yang lain pergi ke ladang untuk bercocok tanam. Biasanya mereka menanam jagung dan singkong. Mereka membajak tanah menggunakan  alat tradisional, mereka menggunakan tenaga manusi untuk menarik bajak itu karena mereka tidak memiliki hewan ternak. Sementara itu Mateo dan teman – temanya pergi ke sungai untuk main air dan mandi. Di sungai Mateo juga menangkap ikan, ia lebih suka menangkap dengan umpan cacing. Mateo terlalu lama bermain air dengan teman – temanya sehingga ia lupa waktu.

  Malam harinya Mateo jatuh sakit, ia terkena sakit demam yang tinggi. Tabib di suku mereka tidak bisa menyembuhkan penyakitnya karena tidak memilki obat yang cocok. Ayah dan ibu Mateo sangat khawatir atas keadaan anaknya. Mereka takut bila anak satu – satunya tidak bisa sembuh, ibu mateo menangis karena ia tidak tega melihat keadaan anaknya sekarang. Ada tetangga Juboon yang menyarankan untuk memanggil dokter dari luar suku. Tempatnya berada di desa sebelah, walaupun begitu jaraknya cukup jauh. Mereka harus melewati bukit yang cukup terjal dan juga lembah, menyeberangi sungai dan melewati hutan.
  
Di desa sebelah itu terdapat dokter yang cukup ahli dan memiliki peralatan yang lengkap, kemungkinan dia bisa menyembuhkan anak Juboon. Dengan tekad yang kuat, Juboon memutuskan untuk pergi ke desa seberang dan memanggil dokter itu untuk menyembuhkan anaknya. Puloon hanya bisa berharap agar Juboon bisa membawa dokter itu untuk menyembuhkan Mateo. Akhirnya Juboon bersama seorang temanya pergi ke desa sebrang dan meninggalkan sukunya untuk yang pertama kalinya.
  
Juboon membutuhkan perjuangan yang keras untuk bisa pergi ke desa seberang. Ia membutuhkan waktu satu hari untuk bisa sampai ke sana. Jalannya sangat becek dan berlumpur sehingga tersa berat untuk berjalan, tapi Juboon tetap bersabar dan terus melangkah. Ia terus mengingat keadaan anaknya yang tergeletak sakit sehingga ia memiliki kekuatan untuk memanggil dokter di desa sebelah. Juboon dan temannya istirahat sejenak karena mereka sudah kelelahan berjalan, setelah mereka tidak lelah kembali mereka mulai melanjutkan perjalanan.

  Setelah sampai di desa seberang, teman Juboon yang tahu tempat dokter itu berada menunjukan jalan menuju rumah dokter itu. Setelah sampai di rumah dokter itu, Juboon dengan penuh pengharapan meminta tolong agar dokter itu mau menyembuhkan anaknya yang sakit dan memnceritakan penyakit yng diderita anaknya. Sebetulnya dokter itu tidak mau menyembuhkan anak Juboon karena letaknya yang sangat jauh. Tetapi setelah melihat pengorbanan Juboon demi anaknya untuk memanggil dokter, dokter itu terharu dan mengubah keputusanya. Dokter itu membawa perlengkapan dan obat seadanya, sesuai dengan penyakit yang diceritakan Juboon.

  Akhirnya dokter itu sampai di desa Juboon, Ibu Mateo sangat senang karena Juboon berhasil membawa dokter untuk menyembuhkan anak mereka. Setelah dokter memeriksa Mateo ia memberikan obat dan menyarankan orang tua untuk memberikan obat teratur. Juboon berterima kasih kepada dokter itu karena mau mengobati anaknya. Akhirnya dokter itu kebali dengan diantar teman Juboon. Setelah beberapa hari Mateo sembuh dan demamnya sudah hilang. Puloon dan Juboon bersyukur karena Mateo sudah kembali sehat. Setelah sembuh Mateo berterima kasih kepada ayahnya yang mau berkorban demi dirinya untuk memanggil dokter yang jauh jaraknya.  

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar