Rabu, 29 Agustus 2012

Puisi "Datangnya Ramadhan"


Datangnya Ramadhan
Ramadhan
Bulan suci penuh makna
Kami umat islam
Menunggu datangnya bulan ini
Kabi sambut dengan gemira
     
         Berpuasa tiga puluh hari
         Menahan lapar dan haus
         Menahan godaan dan nafsu yang dating
         Mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari

  Ramadhan
  Bulan penuh rahmat dan ampunan
  Banyak rizki yang Allah berikan
  Para malaikat turun ke bumi
  Mencatat amal kita semua

Puisi "Merdeka Negaraku"


Merdeka Negaraku

Hari merdeka dambaan bangsaku
Dulu tuk raih hari suci ini
Jerit anak – anak bangsa mengiri
Darah bertumpah tak dirasa lagi
             
             Kini sudah merdeka Negaraku
             Terbesit kata tanya dalam dada separuh hati bangsa ini
             Benarkah bangsaku sudah merdeka hakiki
             Ada jawab pada sanubari
      
     Tiap relung dada tiap diri
     Harapan yang ada tentu merdeka negaraku
     Tiap jiwa dan raga rela berkorban
     Merdeka bangsaku merdeka negaraku

Puisi "Kebesaran Ilahi"


Kebesaran Ilahi

Awan putih berarak dilangit biru
Bagai kapas bergantungan
Jatuh gerimis di balik mega
Membawa rahmat alam semesta
              
               Bertabur kerlip di angkasa
               Penerang mayapada di gelap gulita
               Penghias malam di sunyi lengang
               Tanda kebesaran Sang Pencipta

Pelita siang yang tak pernah pudar
Tak lapuk dimakan zaman
Sumber kehidupan di alam raya
Tanda kasih Sang Pemilik jagad raya
         
         Berbuih putih berkejaran
         Barbaris rapi berjajar
         Bergemuruh datang bersautan
         Tanda kebesaran Sang Ilahi

 
  

Cerpen "Pengobanan Seorang Ayah"


Pengorbanan Seorang Ayah

  Suatu hari terdapat sebuah keluarga tinggal di suku terpencil yang jauh dari kota. Nama anak dari keluarga itu adalah Mateo, ayahnya bernama Juboon, dan ibunya bernama Puloon. Mateo adalah anak tunggal jadi ia tidak mempunyai teman main saat di rumah. Walaupun begitu hidup mereka tentram dan makmur. Keluarga itu juga memiliki tetangga yang ramah dan baik.

  Karena desa mereka terpencil, jadi mereka harus berburu di hutan untuk mencari makan. Juboon sering berburu rusa dengan anggota suku yang lain. Di suku ini para ayahlah yang harus berburu sedangkan ibu dan anak membantu mengumpulkan kayu bakar, serta memanen sayuran yang mereka tanam sendiri. Juboon semangat sekali dalam berburu, karena ia berjuang demi keluarganya agar bisa makan daging rusa yang besar.

  Setelah berjuang keras dengan anggota yang lain, akhirnya Juboon berasil memanah seekor rusa jantan yang besar. Para anggota suku membawa rusa itu kembali ke desa mereka. Kepala suku mulai melakukan upacara penyembelihan hewan, dan menjadikan tanduk rusa sebagai hiasan di rumah kepala suku. Setelah itu para ibu – ibu, termasuk Puloon mulai memasak rusa itu. Ada yang menguliti rusa, ada yang menyiapkan kayu bakar, dan ada pula yang memasak sayuran. Setelah semua siap, mereka mulai makan bersama dengan makanan seadanya. Mateo dengan anak – anak yang lain sangat menyukai makanan yang dibuat ibu mereka.

  Setelah itu Juboon dan ayah yang lain pergi ke ladang untuk bercocok tanam. Biasanya mereka menanam jagung dan singkong. Mereka membajak tanah menggunakan  alat tradisional, mereka menggunakan tenaga manusi untuk menarik bajak itu karena mereka tidak memiliki hewan ternak. Sementara itu Mateo dan teman – temanya pergi ke sungai untuk main air dan mandi. Di sungai Mateo juga menangkap ikan, ia lebih suka menangkap dengan umpan cacing. Mateo terlalu lama bermain air dengan teman – temanya sehingga ia lupa waktu.

  Malam harinya Mateo jatuh sakit, ia terkena sakit demam yang tinggi. Tabib di suku mereka tidak bisa menyembuhkan penyakitnya karena tidak memilki obat yang cocok. Ayah dan ibu Mateo sangat khawatir atas keadaan anaknya. Mereka takut bila anak satu – satunya tidak bisa sembuh, ibu mateo menangis karena ia tidak tega melihat keadaan anaknya sekarang. Ada tetangga Juboon yang menyarankan untuk memanggil dokter dari luar suku. Tempatnya berada di desa sebelah, walaupun begitu jaraknya cukup jauh. Mereka harus melewati bukit yang cukup terjal dan juga lembah, menyeberangi sungai dan melewati hutan.
  
Di desa sebelah itu terdapat dokter yang cukup ahli dan memiliki peralatan yang lengkap, kemungkinan dia bisa menyembuhkan anak Juboon. Dengan tekad yang kuat, Juboon memutuskan untuk pergi ke desa seberang dan memanggil dokter itu untuk menyembuhkan anaknya. Puloon hanya bisa berharap agar Juboon bisa membawa dokter itu untuk menyembuhkan Mateo. Akhirnya Juboon bersama seorang temanya pergi ke desa sebrang dan meninggalkan sukunya untuk yang pertama kalinya.
  
Juboon membutuhkan perjuangan yang keras untuk bisa pergi ke desa seberang. Ia membutuhkan waktu satu hari untuk bisa sampai ke sana. Jalannya sangat becek dan berlumpur sehingga tersa berat untuk berjalan, tapi Juboon tetap bersabar dan terus melangkah. Ia terus mengingat keadaan anaknya yang tergeletak sakit sehingga ia memiliki kekuatan untuk memanggil dokter di desa sebelah. Juboon dan temannya istirahat sejenak karena mereka sudah kelelahan berjalan, setelah mereka tidak lelah kembali mereka mulai melanjutkan perjalanan.

  Setelah sampai di desa seberang, teman Juboon yang tahu tempat dokter itu berada menunjukan jalan menuju rumah dokter itu. Setelah sampai di rumah dokter itu, Juboon dengan penuh pengharapan meminta tolong agar dokter itu mau menyembuhkan anaknya yang sakit dan memnceritakan penyakit yng diderita anaknya. Sebetulnya dokter itu tidak mau menyembuhkan anak Juboon karena letaknya yang sangat jauh. Tetapi setelah melihat pengorbanan Juboon demi anaknya untuk memanggil dokter, dokter itu terharu dan mengubah keputusanya. Dokter itu membawa perlengkapan dan obat seadanya, sesuai dengan penyakit yang diceritakan Juboon.

  Akhirnya dokter itu sampai di desa Juboon, Ibu Mateo sangat senang karena Juboon berhasil membawa dokter untuk menyembuhkan anak mereka. Setelah dokter memeriksa Mateo ia memberikan obat dan menyarankan orang tua untuk memberikan obat teratur. Juboon berterima kasih kepada dokter itu karena mau mengobati anaknya. Akhirnya dokter itu kebali dengan diantar teman Juboon. Setelah beberapa hari Mateo sembuh dan demamnya sudah hilang. Puloon dan Juboon bersyukur karena Mateo sudah kembali sehat. Setelah sembuh Mateo berterima kasih kepada ayahnya yang mau berkorban demi dirinya untuk memanggil dokter yang jauh jaraknya.  

   

Minggu, 26 Agustus 2012

9 Tips Untuk Hidup Bahagia

9 Tips Untuk Hidup Lebih Bahagia

senyum bahagia
Foto oleh Swamibu
1. Jangan Takut dan Khawatir
    Perasaan takut dan khawatir merupakan pikiran kita yang paling tidak produktif. Sebagian besar hal-hal yang kita khawatirkan atau takutkan tidak pernah terjadi. Jadi untuk apa kita khawatir dan takut?
2. Jangan Pernah Menyimpan Dendam
    Dendam adalah hal terbesar dan akan menjadi beban terberat jika kita menyimpannya di dalam hati. Maukah anda membawanya sepanjang hidup? …. Saya rasa tidak. Jangan sia-siakan energi kita dengan menyimpan dendam, sudah pasti tidak ada gunanya. Gunakanlah energi kita tersebut untuk hal-hal yang positif.
3. Fokus Pada Satu Masalah
    Jika kita memiliki beberapa masalah, selesaikanlah masalah kita satu per satu. Jangan terpikirkan untuk menyelesaikan masalah secara sekaligus karena justru akan membuat kita semakin stress.
4. Jangan Membawa Tidur Masalah Anda
    Masalah adalah hal yang sangat buruk untuk kesehatan tidur kita. Pikiran bawah sadar kita adalah hal yang luar biasa yang dapat membuat kita gelisah dan tidur kita menjadi tidak nyenyak.
5. Jangan Mengambil Masalah Orang Lain Untuk Anda Selesaikan
    Membantu orang lain yang sedang dalam masalah adalah hal yang mulia, tetapi jika kita mengambil porsi terbesar untuk menyelesaikan masalah orang lain tersebut justru itulah kesalahan terbesar. Biarkanlah orang tersebut yang menyelesaikan masalahnya sendiri dengan porsi terbesar.
6. Jangan Hidup di Masa Lalu
    Mungkin terasa nyaman bagi kita mengingat hal-hal yang menyenangkan di masa lalu tetapi jangan anda terlena didalamnya. Konsentrasilah dengan apa yang terjadi saat ini, karena kita pun akan bisa merasakan banyak kebahagiaan di saat ini. Saya yakin kita akan mempunyai perasaan yang jauh lebih berbahagia jika kita merayakan apa yang terjadi saat ini dibanding dengan mengingat-ngingat kebahagiaan di masa lalu.
7. Jadilah Pendengar yang Baik
    Mungkin sebagian besar orang termasuk saya :) susah untuk menjadi pendengar yang baik. Justru sebaliknya kita mengharapkan orang lain yang mendengarkan omongan kita, tetapi sebetulnya dengan belajar mendengarkan orang lain, kita akan mendapatkan banyak hal baru yang dapat sangat berguna bagi kebahagiaan hidup kita.
8. Jangan Biarkan Frustasi Mengatur dan Bahkan Mengacaukan Hidup Anda
    Kasihanilah diri kita lebih dari apa pun, maksud saya adalah janganlah kita menyerah pada frustasi. Maju terus. Ambillah tindakan-tindakan positif dan lakukanlah dengan konsisten.
9. Bersyukurlah Selalu
    Bersyukur dan berterimakasihlah atas semua yang kita dapatkan, bukan hanya hal yang positif saja tetapi juga hal yang negatif, karena saya percaya dibalik setiap hal yang negatif tersebut ada hal baik yang bisa kita pelajari.

cerita pendek "Persahabatan Tiga Remaja"


Persahabatan Tiga Remaja 

  Di sebuah desa terdapat tiga remaja yang bersahabat sejak kecil. Rumah mereka saling berdekatan sehingga sering keluar bersama. Saat di TK mereka berangkat ke sekolah bersama-sama. Bila salah satu belum siap, yang lainnya akan sabar menunggu. Setelah mereka siap, baru berangkat bersama-sama.

 Ketiga remaja itu bernama Ali, Dedy, dan Eka. Tetapi Eka lebih tua satu tahun dari Ady dan Dedy. Saat Eka kelas 1 SD, Ady dan Dedy masih di TK. Walaupun berbeda kelas mereka tetap menjaga persahabatan diantara mereka. Setelah pulang sekolahpun mereka tetap bermain besama teman-teman yang lain. Tiga sahabat ini sanat suka bermain sepak bola setiap hari, mereka kumpul di lapangan tepat pukul 03.00 sore.

 Bersama teman - teman yang lain mereka mengumpulkan uang untuk membeli bola plastik yang harganya Rp 3.500. Setelah mereka mendapatkan bola, Eka, Adi, dan Dedy mulai bermain dengan semangat hingga menjelang magrib. Mereka pulang ke rumah masing - masing untuk mandi dan mempersiapkanuntuk berangkat ke musholla dekat rumah mereka. Saat azan tiba, mereka berangkat bersama – sama hingga pulangnyapun mereka juga bersama - sama. Sebelum pulang mereka menyempatkan untuk ngobrol sebentar, walaupun mereka masih mempunyai PR.
  
 Hampir setiap hari mereka berkumpul bersama, apalagi saat hari libur. Mereka bisa bermain sampai lupa waktu dan larut malam. Sampai - sampai Dedy dimarahi ibunya. Dedy kena marah gara - gara pulang terlalu malam. Hari demi hari mereka lalui bersama dengan penuh canda dan tawa.
   
Ketika Eka naik ke SMP, Adi dan Dedy berada di kelas 6 SD. Mulai sejak itu mereka bertiga jarang bermain dan keluar bersama. Eka jadi jarang keluar rumah karena ia mulai serius dengan pelajaranya, tetapi Adi dan Dedy menyadari bagaimana kesibukan yang dialami Eka. Di kelas 6 SD ini, Adi dan Dedy masih bisa bermain bersama, tetapi mereka merasa kurang puas karena tidak hadirnya Eka.

 Saat Adi dan Dedy naik ke SMP, mereka pisah sekolah. Sehingga mereka tidak bisa kumpul bersama lagi. Ketiga remaja ini memilikisekolah yang berbeda, dan mereka sudah tidak bisa bermain bersama lagi karena pulangnya sore hari. Mereka sudah lelah searian sekolah, jadi lebih memilih istirahat di rumah. Tiga sahabat ini menekuni pelajaranya masing – masing. Dengan belajar giat dan rajin mereka berharap mendapat nilai yang terbaik. Jadi mereka tidak memiliki waktu luang sedikitpun untuk bermain bersama. mereka lebih memlih bermain dengan teman – teman di sekolahnya.
  
 DI sekolahnya Dedy mendalami permainan sepak bola, dengan mengikuti sebuah SSB. Sedangkan Adi lebih memilah untuk mengembangkan ilmunya, untuk itu ia mengikuti KIR. Sedangkan Eka yang lebih tua satu tahun dari mereka lebih mereka mengembangkan agamanya, sehingga ia mengikuti BDI. Ia menjadi remaja yang alim, rajin mengaji dan sholat ke masjid. Saat tiga sahabat itu di SMA mereka melanjutkan keahliannya ke ekskul masing – masing. Mereka memilih kegiatan yang tidak jauh beda dari SMP. Sekarang mereka menjdi individu yang lebih dewasa dari sebelumnya, dan tidak memikirkan bermain bersama lagi, Adi lebih memilih bermain computer di rumah.

 Saat ini bertepatan dengan hari bulan Ramadan, sehingga mereka dapat berkumpul kembali. Bukan untuk bermain tetapi untuk sholat tarawih bersama. Saat mereka bertemu awalnya terasa canggung karena sudah tidak akrab lagi seperti dulu. Tapi lama – kelamaan mereka kembali akrab seperti dulu, seperti saat mereka bermain bersama.Mereka juga suka tadarus bersama hingga larut malam. Eka mengingatkan Adi dan Dedy untuk menambah amal kebaikan di bulan Ramadan ini, agar mendapat limpahan pahala dari Allah SWT. Jadi sekarang mereka berkumpul lagi bukan untuk bermain, tetapi untuk berbagi ilmu untuk menambah pahala.

 Tiga remaja itu juga menjalani puasa dengan kusuk dan sabar. Mnahan lapar dan haus dengan menjalani ibadah yang lain dengan baik. Mereka merasa bahagia karena merasa dirinya diberi rahmat dan rizki yang tiada hentinya dari Allah SWT. Saat idul fitri tiba mereka berangkat untuk solat idul fitri bersama teman – teman yang lain dan takbir dengat penuh semangat. Seusai sholat ied mereka mendengarkan ceramah dari khotib.

 Setelah selesai mendengarkan ceramah mereka bertiga keliling desa untuk saling bermaafan. Sebelum itu, mereka bermaafan dengan keluarga masing – masing dan kemudian mereka bertiga bermaafan. Mereka saling memaafkan dan membuang rasa benci yang pernah ada. Ketiga remaja itu berpindah dari satu rumah ke rumah yang lain, dan banyak mendapat suguhan. Karena mereka sudahbdewasa mereka tidak mendapat THR dari teangg, padahal idul fitri sebelumnya mereka mendapat banyak sekali. Tetapi mereka tetap senang dengan ramadhan kali ini, karena telah membawa persahabatan mereka kembali seperti dulu.